Sabtu, 06 Februari 2016

filosopi kopi



_Antara kopi dan cinta_
Cinta itu bagaikan kopi hitam manis_dia akan terasa manis walau sebenarnya rasa pahit yang lebih dominan_dia itu aneh, kita seduh dengan air panas tapi akan lebih nikmat diminum saat hampir dingin_keanehannya bertambah, dia begitu manis, namun ketika air kopi itu hampir habis, kita akan merasakan dia begitu pahit_itu terjadi karena kita terlanjur menelan ampasnya_mungkin cinta bukan masalah pahit atau manis_tapi cinta bagaimana kita bisa merasakannya, menghargainya juga menghargainya.


_antara kopi dan dosa_
Yang paling berdosa adalah orang yang mencampurkan kopi dengan susu. Sejatinya kopi itu racun dan susu itu obat, mereka tak boleh bercampur. Biarlah obat menjadi obat dan racun menjadi racun. Sejatinya semua orang mempunyai pilihannya masing-masing. Termasuk memilih antara keduanya.


_antara dulu dan sekarang_
Dulu kamu suka kopi susu, sekarang kamu lebih suka kopi hitam. Mungkin artinya, kini kamu lebih bijak menyikapi segalanya. Intinya tidak semua hal berbeda itu bisa dipersatukan dalam wadah yang sama.


_untuk penikmat kopi_
Rasakan manisnya, sekarang
Rasakan pahitnya, sekarang
Namun, jangan pernah kau sesalkan nanti yanga akan kau terima ditubuhmu
Sejatinya rasa nikmat itu kelak akan menjadi derita
Itulah kehidupan, kamu hanya akan merasakan penderitaannya saja, jika kamu tidak menikmati sebuah kehidupan dengan rasa syukur


                                                                                                                                _perjalanan sorong Surabaya jogja antara 10-13 januari 2015_

tentang aku_



_Aku
Mungkin aku bagaikan tanah liat yang mudah dibentuk oleh orang lain. Sayangnya aku tak pernah melalui proses pembakaran yang layak sehingga tanah liat yang telah terbentuk itu tak pernah menjadi keras dan terbentuk sempurna sampai akhirnya ada orang lain lagi yang akan membentuk tak liat itu menjadi bentuk yang lain lagi…..



_Saat bosan aku….
Dalam perjalanan pulang, membosankan
Teringat tanah perantauan, ingin kembali kesana
Teringat tanah kelahiran, ingin segera pulang
Beruntung aku menemukan sebuah pensil,
Apa arti seorang penulis jika tak memiliki sebuah pensil,
Semua angannya hanya akan hilang seiring berjalannya waktu,
Semua angannya hanya akan terbuang jika angan itu tidak dituangkan dalam sebuah tulisan,
Berbagai tulisan di banyak kertas yang akan menjadi sebuah buku,
Dari sebuah buku itulah perjalanan angan akan dimulai,
Mulai menginspirasi, minimal mulai menghibur,
Dan perjalanan semua itu hanya akan dimulai ketika sang penulis, pensil dan kertas berkumpul layaknya keluarga yang telah lama berpisah dan kemudian berkumpul kembali……..






_sesal yang penuh sesak
Rasa sesal yang Cuma akan percuma,
Itulah keputusan atas hati dan pikiran mu sendiri,
Orang lain hanya pemberi nasehat,
Kamulah sang pembuat keputusan,
Yang telah terjadi itu hanyalah sebuah perjalanan yang kau lewati,
Pertemuan kembali dengannya mungkin hanya terjadi jika kamu sendiri yang menginginkannya dan tentu atas usaha dan doa mu,
Jodoh mu memang di tangan Tuhan mu,
Tapi ketika kamu telah menemukan orang yang kamu cintai itu dan kamu rasa pantas untuk mu, namun kamu justru meninggalkannya,
Percuma,
Tuhan mungkin tak akan menjadikan kalian sebagai sepasang jodoh,
Kamulah yang harus mengusahakan kalian berdua menjadi sepasang jodoh,
Tuhan lah yang akan merestui kalian dengan ridho nya,
Tetapi ingatlah restu tuhan ada setelah ada restu ibu ayah kalian berdua,
Jika kalian belum berjodoh juga, mungkin satu hal yang perlu kalian lakukan,
Perbaiki akhlaq kalian,
Karena sejatinya, lelaki yang baik itu hanya untuk perempuan yang baik, dan begitu pula sebaliknya…







_keluh kesah kepada Tuhan mu_
Ya Allah, hindarkanlah aku dari perasaan riya, ingin dipuji, ingin dianggap sebagai lelaki yang baik,
Sesungguhnya aku beribadah hanya untuk – Mu,
Ya Allah, memang tidak setiap detik aku mampu mengingat kewajiban ku,
Karena sesungguhnya aku hanya manusia biasa yang lebih sering lupa daripada ingat,
Ya Allah, jika memang cobaanlah yang mampu membuat kami ingat akan kuasa- Mu,
Berilah kami sedikit pengingat akan keberadaan- Mu,
Saat kami telah ingat, saat itulah kami yakin akan datangnya pertolongan- Mu,



Minggu, 05 April 2015

yang tertunda....



Terkadang kamu perlu tak tahu…

Dengan sejenak, tak tahu dunia luar, kau akan tahu apa yang ada di dalam dirimu. Dan itulah modalmu untuk mengalahkan dunia luar itu.

21-02-2015

Free my way,
Ini bukan masalah lari dari kenyataan. Tapi ini soal lari bebas, jatuh bebas, terkadang ini saat di mana kita tidak dihargai orang lain. Tapi inilah sebuah pelarian, lari, jatuh, bangun dan mencapai sebuah tujuan….. kebebasan....
28-02-2015

Kotak Hitam

Mungkin kamu lupa,
Sering waktumu kau buang,
Terlalu lelah dengan membanting tulang….
Tak pernah kau lemaskan otot-ototmu,
Tak pernah kau coba relaksasi otakmu…
Yang ada hanya kotak hitam,
Yang selalu kau pandang,
Mungkin kursi reot itupun sudah bosan diduduki olehmu…
Mungkin kau perlu merenung,
Membuang semua emosi mu,
Dan cobalah mengucapkanlah kata SYUKUR….

02-03-2015


Sebuah ketakutan

Aku bukannya takut akan masa depan,
Aku hanya takut ia menjadi suram….
Aku bukannya lupa masa lalu,
Aku hanya terlampau sibuk menghadapi masa kini….
Aku bukannya rindu masa sukses itu tiba,
Aku hanya ingin lepas dari masa susah ini…..
03-03-2015


ULANG

Membaca Ulang
Mungkin hanya itu yang akan kamu lakukan ketika kamu gagal paham,
Mencoba Ulang
Mungkin hanya itu yang akan kamu lakukan ketika kamu gagal mencoba,
Menulis Ulang
Mungkin hanya itu yang akan kamu lakukan ketika kamu gagal bercerita,
Pernah kamu berpikir, akan berapa kali kamu mencoba….
Terus saja mencoba, karena mencoba itu lebih baik daripada diam….

13-03-2015






SEBUAH MUSIM

Ini bukanlah puncak musim, aku lebih suka menyebutnya sebagai musim penghabisan. Apapun yang terjadi aku anggap itu sebagai sebuah kesempatan. Kesempatan yang mungkin tak akan diulang. Sebuah perlawanan mulai muncul, karena sebuah perdebatan tak pernah lagi berguna. Hanya sebuah pembuktian yang akan menyadarkan mereka, bahwa aku tak selamanya salah, tak selamanya lemah.
Aku hanya ingin merasakan, apa yag orang pernah dirasakan orang lain. Tanpa harus aku menjadi orang lain. Aku hanya berkeyakinan, keluar dari tempurung kelapa ini, akan membuatku tahu, siapa aku, seberapa besar nyaliku. Dan aku akan lebih tahu, bahw dunia ini luas.
Tak perlu lagi aku berdebat, yang ada hanyalah perlawanan. Aku tak lagi anak kecil. Walau mungkin, kedewasaanku belum seberapa besarnya.
Aku yakin, Tuhan memperdengarkan suaru guruh itu bukan untuk menyiutkan nyaliku. Tapi Tuhan ingin menunjukan kebesaran-Nya.
Ini musim penghabisan. Ini bukan musim penurunan semangat. Ini musim pembakaran semangat. Aku mencoba merasakan dingin, tapi semangatku justru memanas….
Aku mulai menghiraukan hujan, justru dia yang kini mulai lelah. Kemarau itu akan tiba, karena memang sudah waktunya tiba. Walau terkadang hujan masih menggangu. Anggap saja dia hanya ingin menghiburmu. Mendinginkan kau dari panasnya musim kemarau….

22-03-2015


SEBUAH PERTANYAAN

Aku tak mampu melihat raut sedih dimatanya. Bahakan tak terlihat rona murung diwajahnya. Saat itu belum aku ungkapkan kata perpisahan. Yang aku ungkapkan hanya rasa tak ingin terus bersama.
Pertanyaannya:
Aku yang tak peka,
atau dia memang sudah tak peduli, tentang apa yang aku rencanakan,
atau dia memang tak perlu murung atas rencana ku itu?

23-03-2015

Minggu, 29 Maret 2015

CERITA DUA HATI

Hati pertama:

Assalamualaikum…

Wahai kau perempuan yang mengisi hatiku. Walau aku tak pernah mengungkapkan perasaan cintaku padamu. Maaf aku hanya mampu mengagumi mu. Entah apa yang istimewa darimu. Tapi itulah rasa kagumku padamu. Aku ingat betul ketika pertama kali aku melihatmu mulai mengenakan pakaian hijab. Tak sanggup aku menatapmu terlalu lama. Tak seperti biasanya ketika aku ingin terus menatapmu, walau secara diam-diam. Entahlah, apa kamu pernah merasa aku perhatikan selama ini?

Aku tak peduli betapa kamu yang tak pernah menghiraukan kehadiran ku. Aku hanya ingin terus mengagumimu. Walau tiap kali ada laki-laki lain mendekatimu, selalu saja rasa cemburu itu muncul.
Aku masih ingat, kamu pernah hadir di alam mimpiku. Saat itu kau pernah datang, kau nampak cantik. Lebih cantik dari biasanya. Saat itu aku baru sadar, kalau kau sedang menjalankan sebuah acara sakral. Saat itu kau sedang menunggu. Menunggu selesainya seorang laki-laki mengucapkan janji setia dihadapan ayahmu dan juga dihadapan seorang penghulu. Saat itulah aku tersadar, kalau laki-laki itu ternyata, aku. Ternyata mimpi indahku itu membuatku terbangun. Ingin rasanya aku kembali tertidur, kembali ke prosesi itu. Tapi apa daya, aku tak mampu memejamkan mataku. Hingga pagi pun datang. Tak sanggup aku menolak kehadirannya. Saat itulah aku harus menghadapinya, karena itulah kehidupan nyata bagiku, bagi kita. Akupun kembali hanya menatapmu dari sela-sela kehidupan nyata ku itu.

Wahai kau perempuan itu. Bolehkah aku hadir dalam kehidupan nyata mu???
Aku datang dengan ketidaksempurnaan. Tapi aku yakin ketidaksempurnaanmu lah yang akan membuat kehidupan nyata kita menjadi lebih sempurna. Paling sempurna.

Wahai kau perempuan itu. Tak perlu kau jawab pertanyaan itu. Mungkin saat kau membaca tulisan itu. Saat itulah kau sudah bersama laki-laki lain. Laki-laki yang punya langkah berani, untuk meminangmu.

Wassallam ….



Hati kedua:

Wallaikum salam…

Wahai kau laki-laki yang pernah mengagumi ku. Aku tahu persis itu. Aku selalu menunggumu. Memberikan sinyal rasa cinta. Terlebih aku selalu menanti mu, mengucapkan rasa ingin meminangkan ku. Minimal aku hanya ingin mendengar kata “sayang” keluar langsung dari mulut mu.
Aku tahu kau sangat mengagumi aku, ketika aku mulai mengenakan hijab pertama kali waktu itu. Aku tahu kau bahkan tak berani menatapku. Itulah yang kuharapkan. Aku hanya ingin kau menatap ku lebih dalam, ketika sudah sah menjadi suami ku… kelak nanti. Asal kau tahu wahai laki-laki itu, aku memutuskan memakai  hijab bukan untuk meminta mu untuk mengagumi ku. Ini adalah kewajibanku, sebagai seorang perempuan muslim. Aku ingin Allah melindungiku, sampai akhirnya ada seorang laki-laki yang akan melindungiku di kehidupan nyata ku hingga kami mati nanti.

Sebenarnya, aku ingin laki-laki itu adalah kau….

Wahai laki-laki itu, aku ingat, kau pun pernah hadir dalam mimpiku. Saat itu kau datang dengan pakaian serba putih. Rambutmu tertata rapi, indah sekali. Wajahmu bercahaya dengan senyuman terindah seorang laki-laki yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Saat itu tak sepatah kata pun aku dengar dari mu. Entah mengapa hal itu cukup membuat ku bahagia. Hingga akhirnya terbangun dari tidur waktu itu. Ingi rasanya aku kembali tidur, kembali bermimpi menemui mu. Tapi ternyata aku mampu. Sampai pagi  pun aku justru selalu terjaga. Memikirkan mu.

Wahai laki-laki itu. Aku ingin kau hadir dalam kehidupan nyataku. Datanglah bersama kedua orangtuamu. Datanglah kalian ke orangtua ku. Minta lah pada mereka, bahwa kau ingin menikahi anak perempuannya. Aku selalu menantimu. Tak perlu kau bawakan segenggam berlian. Yang aku inginkan hanya sebuah kitab Al-Qur’an, yang akan kau bawakan sebagai maharnya.

Wahai kau laki-laki itu. Tak akan ada laki-laki lain di hatiku. Laki-laki itu hanyalah kamu. Hanya satu, hanya kamu.

Wassalam ….




-tengah malam, 26 maret 2015-