Sabtu, 09 Maret 2013

Aku dan kenyataan



Aku lelah menghadapimu. Ingin aku pergi dari hadapanmu. Ingin aku lari darimu. Bukannya aku tak mencintaimu. Bukannya aku tak menyayangimu. Yang aku mau agar kamu mau mengerti aku yang aku ingin. Kamu selalu berseberangan dengan apa yang aku mau. Entah apa kehendakmu, yang selalu membuat ku kesal. Hampir tak pernah aku menghadapi mu.
Aku ungkapkan semua kemauan ku tadi. Aku ajak kamu berbicara di atas bukit tempat biasa kita untuk saling berkeluh kesah. 

Aku :      Aku lelah menghadapi. Aku ingin kita berpisah. Sampai di sini kebersamaan kita....
Kamu : aku tak pernah meninggalkan mu. Dimana ada kamu di situlah aku selalu bernaung...
Aku : aku akan berlari secepat-cepatnya, hingga kamu tak akan sanggup mengejarku...
Kamu : aku akan lebih kuat mengejarmu...
               

 Kamu tak akan bisa lari dariku. Secepat apapun kamu berlari. Sepertinya aku harus menamparmu. Hingga kamu tersadar betapa aku ini belahan jiwa. Kamu harus berani menghadapi aku. Seburuk apapun aku. Kamu harus bisa menerimanya. Kalau kamu hendak meninggalkan aku, terjunlah ke bawah sana. Karena di sana banyak bebatuan yang akan menghabisi nyawa mu. Di sanalah kamu tidak akan lagi menjumpai aku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar