Aku Will
Brenan. Aku seorang piatu, ibu telah meninggal dunia. Ayahku meninggalkan aku sendirian
di sebuah panti asuhan di kota Liverpool. Kini setelah dua tahun semenjak
kematian ibuku, ayah datang ke panti untuk mengunjungi ku. Kami berbincang
akrab setelah lama tidak bersama. Ayah meminta maaf pada ku karena telah
meninggalkan ku sendiri di panti ini. Ternyata aku dan ayah punya kesamaan.
Kami sama-sama seorang Liverpudlian. Selain fans berat Liverpool, aku juga mewarisi
darah seni dari ibuku. Aku sangat pandai melukis. Tentu aku banyak melukis
tentang bintang-bintang Liverpool. Steven Gerard, bagiku dia adalah supernova,
bintang yang meledak dan mengeluarkan
ledakan cahaya dan energi luar biasa.
Ia bergerak seperti tornado terbakar.
Berputar ke segala arah.
Dan matanya selalu tertuju pada gol.
Bola adalah bulan
dan dia adalah bumi.
Dan apa pun yang dia inginkan
kakinya selalu melakukannya.
Dia adalah supernova sepakbola.
Aku bermimpi Liverpool menang 1-0
atas Chelsea di semi final liga Champion dan pencetak golnya adalah Luis
Garcia, bukan Gerard. Ayah ku juga mendukung mimpi itu, aku ingat saat dia
bilang, jangan biarkan rasa takut menghalangi mimpi mu. Satu hal aku ingat
hingga kini. Hingga ayahku pun meninggalkanku untuk selamanya. Dua buah tiket
final liga Champion telah ia siapkan untuk kami berdua, menyaksikan langsung
pertandingan final di Istanabul Stadiom. Tentu kami berharap Livepool yang akan
bertanding. Ya, Liverpool berhasil lolos hingga ke final. Tapi, tidak dengan
kami berdua yang tak akan pernah berhasil menyaksikan pertandingan itu. Liverpool
juara Liga Champion dan aku berharap ayah ku tenang di sana. Akan selalu aku
jaga mimpi-mimpiku. Tak akan pernah rasa takut menghalangi mimpi-mimpi ku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar